Resensi: Lupus Reborn - Arsip Kita

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here
google-site-verification: google687231134d15a242.html

Wednesday, May 18, 2016

Resensi: Lupus Reborn

Judul Buku      : Lupus Reborn –Tangkaplah daku, Kau ku jitak-
Penulis             : Hilman
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun              : 2013
ISBN               : 978-979-22-9641-9

Lupus dan Siswa Hari ini

Lupus pria yang terkenal di dalam rumahnya sendiri. Begitulah kata awal ketika kita membaca novel yang namanya diambil dari nama tokoh utamanya tersebut “Lupus”. Lupus merupakan seorang siswa SMA Merah Putih yang terkenal malas, cuek dan garing di sekolahnya. Tenang aja nggak cuma image negatif yang melekat dalam diri lupus. Buktinya ada banyak cewek yang mau deket sama dia dan bahkan mau menjadi pacarnya. Itu juga merupakan sebuah bukti bahwa lupus merupakan orang yang mempunyai kelebihan dari semua sikap negatif yang melekat sama dia.  Iya emang bener. Walaupun banyak  yang bilang garing  ternyata sebenernya lupus lucu juga loh. Coba kalian baca novel lupus pasti bakal banyak tawa yang hadir saat sedang membaca yang bikin ga mau berhenti. Poppi pasti sepakat dengan saya karna itu salah satu yang bikin poppi naksir sama Lupus dan akhirnya mau jadi pacarnya. Gimana nggak lucu
waktu kencan pertama aja Lupus yang udah janji mau jemput poppi malah nggak dateng. Waktu ditanya alesan ternyata dia nggak tau alamat rumah Poppi dan juga nomor hapenya. Poppi yang tadinya marah dan janji ga mau kenal sama lupus lagi sampe bingung harus gimana dengan Lupus mendengar alasannya yang kelewat polos itu.
Iya bukan Cuma lucu lupus juga seorang yang jujur, berani (walaupun banyak takutnya) baik, polos, kreatif, dan juga rajin. Iya lupus sebenernya rajin, kalo nggak mana mungkin dia bisa jadi wartawan HAI. Tau sendiri kan gimana rutinitas wartawan? Dia juga suka belajar loh kalo mendekati ulangan tapi dia sering apes aja karena belajar kemaleman jadi bangunnya kesiangan. Dia memanng lebih terkesan malas jika disekolahnya. Dia malas bukan tanpa alasan, malasnya lupus adalah perlawanan terhadap ketidaksukaannya terutama hal – hal yang membosankan (kalo sipikir – pikir semua orang juga gitu yah hehe). Lupus bukannya  males dia Cuma nggak suka sama hal – hal yang terlalu formal. Misalnya waktu rapat panitia ospek. Dia yang waktu itu jadi panitia diwajibkan untuk mengikuti rapat saat istirahat sekolah. Lupus tidak menyukai hal – hal seperti itu karena udah membunuh waktu istirahatnya yang berharga yang biasa dia pake buat makan permen karet atau bercanda sama temannya yang lain. Terlebih dia sudah hapal betul bagaimana isi dari rapat – rapat tersebut dimana hanya ketua dan beberapa temannya lah yang bersuara untuk membenarkannya. Makanya lupus lebih memilih tidak mendengarkan bahkan diam – diam lari dari kegiatan rapat tersebut. Lupus juga tidak suka dengan guru yang sok galak tapi tidak adil dalam memperlakukan siswanya.
Lupus merupakan novel karya Hilman yang sempat populer pada masa tahun 90an. Cerita yang awalnya merupakan pengisi kolom cerpen koran kompas ini sampai dibuat buku berseri bahkan sampai di filmkan di stasiun televisi swasta dan diangkat di layar lebar. Lupus merupakan kisah keseharian dari siswa di tengah – tengah pergaulan ibu kota. Kisah yang jika kita baca sebenarnya adalah hal yang sangat biasa bagi orang seusianya. Dia pernah bandel, pacaran, memberontak yang jelas hilman menceritakan hal tersebut secara wajar. Iya Pramoedya anantatoer pernah bilang cerita tentang kehidupan itu sederhana cuma tafsirnya yang selangit. Begitu juga lupus kehidupannya mungkin dekat dengan keseharian kita namun apabila ditafsirkan kita bisa mengambil banyak pelajaran dari ceritanya. Maka dari itu Lupus hadir kembali ditahun 2013 dengan latar belakang menyesuaikan kehidupan modern saat ini. Tapi ceritanya tidak banyak berubah, hanya kemasannya saja yang berubah. Menjadikan lima seri dijadikan satu novel yang tersusun. Untuk mengobati rindu pembaca setianya juga untuk dikonsumsi orang lain yang mungkin dulu belum membaca novel ini seperti saya.
Jujur saya pun baru membaca Lupus dari novel ini. Dan ternyata bukan hanya kesan lucu yang saya dapatkan dari sini. Iya cerita keseharian dalam novel ini memang dibuat untuk menghibur pembacanya. Dan menurut saya novel lupus ini tepat dihadirkan saat dunia pendidikan sedang dihebohkan dengan macam – macam kenakalan yang beragam, yang mungkin tidak ada pada masa Lupus. Lupus yang saya anggap adalah curhat dari siswa sekolah bahkan saya atau mungkin yang lain merasa terwakili dengan cerita lupus ini. Siswa yang  mempunyai semangat berapi – api tidak suka dengan banyaknya hal formal seperti upacara, kegiatan belajar tambahan yang sangat membunuh waktu, dan lain hal sebagainya.
Jika aku kembali ke sekolah aku ingin seberani lupus yang mengadakan aksi solidaritas ketika ada temannya yang ketahuan mencontek saat ujian dan dihukum untuk berjemur di lapangan sekolah. Lupus bersama teman – temannya mengadakan aksi agar temannya  tersebut tidak dihukum karna menganggap mencontek adalah hak dari siswa karna itu merupakan sebuah usaha untuk mendapat nilai bagus. Aku berpikir iya juga ya, andai aku seberani itu. Karna pihak sekolah boleh melakukan segala cara agar siswanya mendapat nilai yang bagus termasuk dengan memberi les tambahan dan banyak tugas, menyuruh siswa membeli buku ini itu dan ujian ujian percobaan. Kenapa sebagai siswa tidak boleh melakukan cara lain agar nilainya sendiri bagus? Sebenarnya cukup konyol jika kita jawab dengan serius pertanyaan tersebut. Tapi suara lupus mungkin adalah suara kebanyakan siswa yang berada di Indonesia.
Iya salah satu lagi kelebihan lupus ia merupakan siswa yang solider atau mungkin bahasa yang mudahnya adalah setia kawan. Makanya Boim, Gusur, Aji dan Gito seneng main sama Lupus walaupun mereka tidak senang dengan tebak – tebakan dari Lupus. Setia kawanan Lupus ditunjukan dengan cara kepeduliannya jadi yang benar Lupus bilang benar yang salah ya dibilang salah. Walaupun Lupus juga suka menunda berbicara kalo waktunya tidak pas. Dan pada saat yang tepat lupus bisa mengorganisir masa untuk melakukan aksi terhadap pihak sekolahnya. Lupus emang setia kawan banget dan pemberani. Makanya waktu dia ulang tahun temen – temen kelasnya kompak bikin kejutan untuk Lupus. Walaupun lagi akhirnya Lupus yang bokek gara – gara harus nraktir makan temen – temennya. Tapi itu nggak masalah buat Lupus sekalipun dia ngga jadi beli sepatu converse yang  udah dia taksir. Demi persahabatan apasih yang enggak.
Andai saja yang membaca novel ini bukan hanya siswa tapi juga guru atau mungkin calon guru. Cerita – cerita lupus mungkin membuat mereka mengerti kenapa banyak siswa yang memberontak. Atau bisa lebih sedikit memahami bahwa kenakalan tersebut adalah sedikit bagian dari pemberontakan. Jika pihak sekolah bisa menentukan siswa mana yang dibilang prestasi atau siswa mana yang patut di contoh atau tidak. Boleh juga dong siswanya mengkritik dengan cara siswa sendiri. Dan membuat versi tandingan siswa berprestasi versi siswa.
Di novel ini juga diceritakan bagaimana tipe – tipe guru yang bisa menjadi referensi para guru ingin menjadi seperti apa. Tapi dalam novel lupus bagaimanapun model gurunya bagaimanapun cara mengajarnya asal dia pandai dalam bidangnya dan adil memperlakukan siswa dia akan dihormati oleh siswa. Mau guru itu galak atau  ceria, lucu atau garing semua sama guru tetaplah guru yang dihormati karena ilmunya, dan adil menandakan guru itu cerdas dalam bersikap[]


No comments:

Post a Comment

Artikel lainnya

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages