Penulis
: Hilman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
ISBN : 978-979-22-9641-9
Lupus dan Siswa Hari
ini
Lupus
pria yang terkenal di dalam rumahnya sendiri. Begitulah kata awal ketika kita
membaca novel yang namanya diambil dari nama tokoh utamanya tersebut “Lupus”.
Lupus merupakan seorang siswa SMA Merah Putih yang terkenal malas, cuek dan
garing di sekolahnya. Tenang aja nggak cuma image negatif yang melekat dalam
diri lupus. Buktinya ada banyak cewek yang mau deket sama dia dan bahkan mau
menjadi pacarnya. Itu juga merupakan sebuah bukti bahwa lupus merupakan orang
yang mempunyai kelebihan dari semua sikap negatif yang melekat sama dia. Iya emang bener. Walaupun banyak yang bilang garing ternyata sebenernya lupus lucu juga loh. Coba
kalian baca novel lupus pasti bakal banyak tawa yang hadir saat sedang membaca
yang bikin ga mau berhenti. Poppi pasti sepakat dengan saya karna itu salah
satu yang bikin poppi naksir sama Lupus dan akhirnya mau jadi pacarnya. Gimana
nggak lucu
waktu kencan pertama aja Lupus yang udah janji mau jemput poppi
malah nggak dateng. Waktu ditanya alesan ternyata dia nggak tau alamat rumah
Poppi dan juga nomor hapenya. Poppi yang tadinya marah dan janji ga mau kenal
sama lupus lagi sampe bingung harus gimana dengan Lupus mendengar alasannya
yang kelewat polos itu.
Iya
bukan Cuma lucu lupus juga seorang yang jujur, berani (walaupun banyak
takutnya) baik, polos, kreatif, dan juga rajin. Iya lupus sebenernya rajin,
kalo nggak mana mungkin dia bisa jadi wartawan HAI. Tau sendiri kan gimana
rutinitas wartawan? Dia juga suka belajar loh kalo mendekati ulangan tapi dia
sering apes aja karena belajar kemaleman jadi bangunnya kesiangan. Dia memanng
lebih terkesan malas jika disekolahnya. Dia malas bukan tanpa alasan, malasnya
lupus adalah perlawanan terhadap ketidaksukaannya terutama hal – hal yang
membosankan (kalo sipikir – pikir semua orang juga gitu yah hehe). Lupus
bukannya males dia Cuma nggak suka sama
hal – hal yang terlalu formal. Misalnya waktu rapat panitia ospek. Dia yang
waktu itu jadi panitia diwajibkan untuk mengikuti rapat saat istirahat sekolah.
Lupus tidak menyukai hal – hal seperti itu karena udah membunuh waktu
istirahatnya yang berharga yang biasa dia pake buat makan permen karet atau
bercanda sama temannya yang lain. Terlebih dia sudah hapal betul bagaimana isi
dari rapat – rapat tersebut dimana hanya ketua dan beberapa temannya lah yang
bersuara untuk membenarkannya. Makanya lupus lebih memilih tidak mendengarkan
bahkan diam – diam lari dari kegiatan rapat tersebut. Lupus juga tidak suka
dengan guru yang sok galak tapi tidak adil dalam memperlakukan siswanya.
Lupus
merupakan novel karya Hilman yang sempat populer pada masa tahun 90an. Cerita
yang awalnya merupakan pengisi kolom cerpen koran kompas ini sampai dibuat buku
berseri bahkan sampai di filmkan di stasiun televisi swasta dan diangkat di
layar lebar. Lupus merupakan kisah keseharian dari siswa di tengah – tengah
pergaulan ibu kota. Kisah yang jika kita baca sebenarnya adalah hal yang sangat
biasa bagi orang seusianya. Dia pernah bandel, pacaran, memberontak yang jelas
hilman menceritakan hal tersebut secara wajar. Iya Pramoedya anantatoer pernah
bilang cerita tentang kehidupan itu sederhana cuma tafsirnya yang selangit. Begitu
juga lupus kehidupannya mungkin dekat dengan keseharian kita namun apabila
ditafsirkan kita bisa mengambil banyak pelajaran dari ceritanya. Maka dari itu
Lupus hadir kembali ditahun 2013 dengan latar belakang menyesuaikan kehidupan
modern saat ini. Tapi ceritanya tidak banyak berubah, hanya kemasannya saja
yang berubah. Menjadikan lima seri dijadikan satu novel yang tersusun. Untuk
mengobati rindu pembaca setianya juga untuk dikonsumsi orang lain yang mungkin
dulu belum membaca novel ini seperti saya.
Jujur
saya pun baru membaca Lupus dari novel ini. Dan ternyata bukan hanya kesan lucu
yang saya dapatkan dari sini. Iya cerita keseharian dalam novel ini memang
dibuat untuk menghibur pembacanya. Dan menurut saya novel lupus ini tepat
dihadirkan saat dunia pendidikan sedang dihebohkan dengan macam – macam
kenakalan yang beragam, yang mungkin tidak ada pada masa Lupus. Lupus yang saya
anggap adalah curhat dari siswa sekolah bahkan saya atau mungkin yang lain
merasa terwakili dengan cerita lupus ini. Siswa yang mempunyai semangat berapi – api tidak suka
dengan banyaknya hal formal seperti upacara, kegiatan belajar tambahan yang
sangat membunuh waktu, dan lain hal sebagainya.
Jika
aku kembali ke sekolah aku ingin seberani lupus yang mengadakan aksi
solidaritas ketika ada temannya yang ketahuan mencontek saat ujian dan dihukum
untuk berjemur di lapangan sekolah. Lupus bersama teman – temannya mengadakan
aksi agar temannya tersebut tidak
dihukum karna menganggap mencontek adalah hak dari siswa karna itu merupakan
sebuah usaha untuk mendapat nilai bagus. Aku berpikir iya juga ya, andai aku
seberani itu. Karna pihak sekolah boleh melakukan segala cara agar siswanya
mendapat nilai yang bagus termasuk dengan memberi les tambahan dan banyak
tugas, menyuruh siswa membeli buku ini itu dan ujian ujian percobaan. Kenapa sebagai
siswa tidak boleh melakukan cara lain agar nilainya sendiri bagus? Sebenarnya
cukup konyol jika kita jawab dengan serius pertanyaan tersebut. Tapi suara
lupus mungkin adalah suara kebanyakan siswa yang berada di Indonesia.
Iya
salah satu lagi kelebihan lupus ia merupakan siswa yang solider atau mungkin
bahasa yang mudahnya adalah setia kawan. Makanya Boim, Gusur, Aji dan Gito
seneng main sama Lupus walaupun mereka tidak senang dengan tebak – tebakan dari
Lupus. Setia kawanan Lupus ditunjukan dengan cara kepeduliannya jadi yang benar
Lupus bilang benar yang salah ya dibilang salah. Walaupun Lupus juga suka
menunda berbicara kalo waktunya tidak pas. Dan pada saat yang tepat lupus bisa
mengorganisir masa untuk melakukan aksi terhadap pihak sekolahnya. Lupus emang
setia kawan banget dan pemberani. Makanya waktu dia ulang tahun temen – temen
kelasnya kompak bikin kejutan untuk Lupus. Walaupun lagi akhirnya Lupus yang
bokek gara – gara harus nraktir makan temen – temennya. Tapi itu nggak masalah
buat Lupus sekalipun dia ngga jadi beli sepatu converse yang udah dia taksir. Demi persahabatan apasih
yang enggak.
Andai
saja yang membaca novel ini bukan hanya siswa tapi juga guru atau mungkin calon
guru. Cerita – cerita lupus mungkin membuat mereka mengerti kenapa banyak siswa
yang memberontak. Atau bisa lebih sedikit memahami bahwa kenakalan tersebut
adalah sedikit bagian dari pemberontakan. Jika pihak sekolah bisa menentukan
siswa mana yang dibilang prestasi atau siswa mana yang patut di contoh atau
tidak. Boleh juga dong siswanya mengkritik dengan cara siswa sendiri. Dan
membuat versi tandingan siswa berprestasi versi siswa.
Di
novel ini juga diceritakan bagaimana tipe – tipe guru yang bisa menjadi
referensi para guru ingin menjadi seperti apa. Tapi dalam novel lupus
bagaimanapun model gurunya bagaimanapun cara mengajarnya asal dia pandai dalam
bidangnya dan adil memperlakukan siswa dia akan dihormati oleh siswa. Mau guru
itu galak atau ceria, lucu atau garing
semua sama guru tetaplah guru yang dihormati karena ilmunya, dan adil
menandakan guru itu cerdas dalam bersikap[]
No comments:
Post a Comment