(Bag. II) Hai Orang Muda, Ubahlah Dunia - Arsip Kita

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here
google-site-verification: google687231134d15a242.html

Sunday, February 11, 2018

(Bag. II) Hai Orang Muda, Ubahlah Dunia


LANJUTAN Bag. I....

Saya menjadi seorang yang amat percaya  pada daya teknologi informasi  untuk mengubah kehidupan orang miskin. 

Hal ini menyemangati saya untuk menciptakan perusahaan telepon seluler bernama Grameen Phone. Kami membawa telepon ke desa-desa Bangladesh dan memberi pinjaman kepada perempuan miskin untuk membeli sendiri telepon selular sehingga mereka dapat menjual jasa dan memperoleh uang dari situ. Usaha ini segera meraih sukses.

Tujuh puluh persen penduduk Bangladesh tidak mempunyai akses terhadap listrik. Kami ingin menjawab persoalan ini dengan memperkenalkan listrik tenaga matahari dalam rumah tangga di desa-desa. Kami menciptakan sebuah perusahaan terpisah bernama Grameen Shakti, atau Grameen Energy. Ini menjadi perusahaan yang paling sukses dalam memperkenalkan system energy matahari tumah tangga, bio-gas dan kompor masak yang ramah lingkungan. Sekarang 155.000 rumah tangga telah terjangkau oleh system energy matahari rumah tangga ini dan kami berencana menjangkau satu juta rumah tangga dalam 2012. 

Sementara kami mulai menciptakan rangkaian perusahaan yang berkecimpung dalam bidang energy yang terbarui, teknologi informasi,  tekstil, pertanian, peternakan, pendidikan, kesehatan, keuangan, dan lain-lain. Saya bertanya-tanya mengapa bisnis konvensionlai tidak melihat bisnis sebagaimana kami melihatnya. Mereka mempunyai tujuan lain yang berbeda dari tujuan kami. Kami merancang bisnis kami dengan cara begini, mereka merancang bisnis mereka dengan cara lain.

Bisnis konvensional didasarkan pada kerangka teoritis yang disediakan oleh perancang system ekonomi kapitalis. Dalam kerangka ini “bisnis” harus menjadi entitas yang menciptakan laba sebanyak-banyaknya. Semakin agresif sebuah bisnis mengejar tujuan itu, semakin baik bisnis berfungsi – demikian dicekokkan kepada kita. Semakin besar laba, semakin berhasil bisnis itu; semakin bahagia para investor. Dalam karya saya tak pernah terlintas bahwa saya harus memaksimalkan laba. Seluruh perjuangan saya adalah membawa tiap-tiap perusahaan saya pada satu tingkat dimana ia paling sedikit dapat membiayai diri sendiri. Saya mendefinisikan bisnis saya dalam cara berbeda dari bisnis tradisinonal.

Saat menjalankan itu, tentu saja saya melanggar prinsip dasar system kapitalis – maksimalisasi laba. Karena saya sedang dalam usaha menemukan solusi saya sendiri untuk mencapai misi bisnis saa, saya tidak melirik peta jalan yang sudah ada. Perhatian saya satu-satunya mengamati apakah jalan yang saya tempuh ini membawa ke tempat yang saya tuju. Ketika semuanya berjalan , saya merasa bahagia. Saya tahu memaksimalisasi laba membuat orang bahagia, saya tidak memaksimalisasi laba tap bisnis saya adalah sumber kebahagiaan yang mendalam bagi saya. Jika kalian melakukan apa yang telah saya lakukan kalian akan bagagia juga. 

Saya yakin memaksimalisasi laba bukan satu-satunya sumber kebahagiaan dalam bisnis. “bisnis” telah ditafsirkan secara sempit dalam kerangka kapitalisme sekarang. Penafsiran ini didasarkan pada asumsi manusia sebagai makhluk satu dimensi (single dimensional being. Kebahagiaan dalam bisnis terkait pada besarnya laba yang diperoleh. Manusia ditampilkan serupa dengan mesin robot pembuat uang.

Tapi kita semua tahu bahwa manusia yang nyata hidup itu multi dimensional – bukan uni dimensional seperti yang diasumsikan teori itu. Bagi manusia yang nyata hidup , memperoleh uang adalah sarana, bukan tujuan. Namun bagi pengusaha dalam teori yang ada sekarang memperoleh uang adalah tujuan sekaligus sarana.

Penafsiran yang sempit ini telah amay merusak kita. Seluruh usahawan di dunia telah meniru tindak-tanduk usahawan teoreti satu dimensi setepat mungkin untuk memastikan bahwa mereka memperoleh yang terbanyak dari system kapitalis. jika kalian adalah usahawan, kalian harus mengenakan kacamata maksimalisaasi-laba sepanjang waktu. Akibatnya, satu-satunya yang kalian lihat di dunia iniadalah peluang untuk meningkatkan laba. Persoalan penting yang kita hadapi di dunia ini tidak dapat dijawab karena mata maksimalisasi-laba tidak dapat melihat mereka.

Kita dapat dengan mudah merumus ulangkan konsep usahawan untuk membawanya lebih dekat dengaan manusia yang nyata. Supaya memperhitungkan multidimensionalitas manusia nyata, kita dapat mengasumsikan bahwa ada dua sumber kebahagiaan dalam dunia bisnis; maksimalisasi-laba dan pencapaian beberapa tujuan social yang ditentukan sebelumnya.

Karena ada pertentangan jelas antara dua tujuan ini, dunia bisnis harus tersusun atas dua macam bisnis yang berbeda – bisnis dengan tujuan memaksimalkan kaba (profit maximizing business) dan bisnis social. Tipe kebahagiaan tertentu akan muncul dari tipe bisnis tertentu.

Dengan demikian seorang investor akan mempunyai dua piihan – dia dapat berinvestasi di satu bisnis atau keduanya dengan proporsi bermacam-macam. Ini berarti orang akan menggunakan dua kacamata – kacamata maksimalisasi laba dan kacamata social. Hal ini akan menghasilkan perubahan besar di dunia. Usahawan yang berorientasi pada maksimalisasi laba akan tercengang melihat bagaimana dunia tampak berbeda begitu mereka menanggalkan kacamata maksimalisasi laba dan mengenakan kacamata bisnis social. Dengan melihat dunia dari dua sudut pandang berbeda penentu-keputusan bisnis akan membuat keputusan benar-benar lebih baik.

Sementara saya bertanya-tanya apakah gagasan tentang bisnis social masuk akal dalam dunia usaha, saya telah mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan pemimpin Grup Danone, Frank Riboud, tentan topic ini. Baginya gagasan ini sungguh masuk akal. Bersama-sama kami menciptakan perusahaan Grameen Danone sebagai sebuah bisnis social di Bangladesh. 

Perusahaan ini memproduksi yoghurtyang dilengkapi dengan nutrisi-mikro yang tidak diasup oleh anak-anak kurang gizi di Bangladesh. Karena ini merupakan bisnis social, Grameen dan Danone, tidak akan mengambil keuntungan dari perusahaan melebihi nilain investasi awal. Pokok perhatian perusahaan adalah jumlah anak yang terbebas dari kekurangan gizi setiap tahunnya.

Prakarsa berikutnya dating dari Credit Agricole Prancis. Kami menciptakan Grameen Credit Agricole Micro Finance Foundation untuk menyediakan bantuan keuangan bagi organisasi keuangan-mikro dan bisnis social.

Kami menciptakan perusahaan kecil untuk menyediakan air minum berkualitas baik di suatu wilayah di Bangladesh. Ini merupakan usaha bersana Veolia, sebuah perusahaan air minum ternama di dunia, Bangladesh punya persoalan air minum yang parah. Di sebagian besar wilayah Bangladesh, air dari sumur pompa sangat mengandung arsenic, sementara air permukaan tercemar. Perusahaan air minum dengan model social bisnis ini akan menjadi prototype bagi penyediaan air minum sehat dalam cara berkelanjutan dan terjangkau bagi orang yang menghadapi krisis air. Ketika model telah disempurnakan, ia dapat direplikasi desa lain di dalam maupun di luar Bangladesh.

Kami telah mendirikan rumah sakit mata dengan spesialiasi operasi katarak yang mampu melaksanakan 10.000 operasi per tahun. Ini merupakan bisnis social bersama Green Children Foundation yang diciptakan oleh dua penyanyi inggris dan Norwegia Tom dan Mila, saat mereka berumur dua puluh tahun.

Saya telah menandatangani persetujuan kerjasama bisnis social dengan Saudi German Hospital Group untuk mendirikan serangkaian rumah sakit di Bangladesh. Kami juga menandatangani persetujuan kerjasama dengan Intel Coorporation untuk menciptakan perusahaan Gremeen-Intel guna menyediakan pelayanan berbasiskan teknologi informasi bagi orang miskin dlam pelayanan kesehatan, pemasaran, pendidikan, dan pengiriman uang.

Lebih banyak lagi perusahaan dari seluruh dunia menunjukkan ketertarikan pada kerjasama bisnis social semacam itu. Sebuah perusahaan sepatu nomor satu ingin menciptakan sebuah bisnis social untuk memastikan bahwa tak seorangpun pergi tanpa sepatu. Sebuah perusahaan paramedic terdepan ingin mendirikan perusahaan kerjasama bisnis social untuk produksi suplemen gizi yang cocok untuk ibu-ibu hamil dan ibu muda Bangladesh, dengan harga jual semurah mungkin.

Kita juga sedang berdiskusi untuk meluncurkan sebuah perusahaan social bisnis untuk memproduksi kelambu nyamuk berbahan kimia untuk melindungi orang di Bangladesh dan Afrika dari malaria dan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.(....)


LANJUT BACA Bag III


No comments:

Post a Comment

Artikel lainnya

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages