(Bag. I) Hai Orang Muda, Ubahlah Dunia - Arsip Kita

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here
google-site-verification: google687231134d15a242.html

Sunday, February 11, 2018

(Bag. I) Hai Orang Muda, Ubahlah Dunia



Pidato Prof. Muhammad Yunus
(pada upacara wisuda di Massachusetts Institute of Technology, 6 Juni 2008 dalam Bahasa Inggris yang diterjemahkan oleh Antonius Sumarwan.)

Selamat Pagi
Merupakan kehormatan istimewa bagi saya untuk berbicara pada upacara wisuda di institusi terkenal ini.

Betapa bagagia rasanya berada bersama kalian semua, sebagai generasi paling berpikiran cemerlang di dunia, tepat pada saat kalian memutuskan jalan yang hendak kalian tempuh dalam hidup. Kalian adalah duta masa depan dunia. Pilihan yang kalian buat akan menentukan nasib umat manusia. Begitulah yang selalu terjadi. Kadang-kadang kita menyadarinya, tapi lebih sering tidak. Saya berharap kalian akan terus insyaf akan hal ini dan berusaha dikenang semata0mata sebagai generasi kreatif tetapi sebagai generasi kreatif yang berkesadaran-sosial. Cobalah.

Saya tak punya bayangan apakah hidup saya suatu ketika akan punya makna  bagi orang lain. Namun pada pertengahan tahun tujuh puluhan, karena frustasi atas situasi ekonomi yang parah di Banglasdesh, saya memutuskan untuk melihat apakah sehari dalam seminggu saya dapat menjadikan diri saya berguna bagi seorang miskin di desa dekat gerbang kampus universitas tempat saya mengajar. Saya mendapati diri berada di situasi yang tidak saya  kenal.  

Karena keharusan, saya mesti menemukan jalan keluar, karena saya tidak ounye peta, saya harus mengandalkan naluri dasar untuk berbuat sesuatu. Sebenarnya saya bisa saja putar balik dari jalan yang saya tidak kenali ini, tapi saya tidak melakukannya, saya bersikeras untuk maju terus guna menemukan jalan saya sendiri. Untunglah, akhirnya saya menemukannya, yaitu kredit mikro dan Grameen Bank.

Sekarang, kalau dirunut lagi ke belakang, saya dapat bercanda tentangnya. Ketika orang bertanya, “bagaimana Anda menyusun aturan dan prosedur yang kini dikenal dengan system Grameen?” jawaban saya adalah “sangat sederhana dan mudah. Setiap kali saya butuh suatu aturan atau prosedur dalam pekerjaan kami, saya hanya melihat bank konvensional untuk melihat apa yang mereka lakukan terhaadap situasi serupa. Begitu saya mengetahui apa yang mereka kerjakan, saya hanya melakukan hal sebaliknya. Demikianlah saya memperoleh aturan kami. Bank konvensional mendatangi orang kaya, kami pergi kepada orang miskin. Aturan mereka “semakin Anda punya, semakin Anda memperoleh.” Maka aturan kami menjadi “semakin sedikit Anda memiliki, Anda semakin mendapat perhatian. 

Jika Anda tidak memiliki apa-apa, Anda menjadi prioritas tertinggi.” Mereka meminta jaminan, kami mengabaikannya seolah-olah kami belum pernah mendengar tentang hal itu.mereka butuh pengacara dalam bisnis mereka. Tak seorangpun pengacara terlibat dalam transaksi pinjaman kami. Pemilik mereka adalah orang-orang kaya, bank kami dimiliki orang-orang yang paling miskin, termasuk para perempuan yang paling miskin. Saya dapat terus melanjutkan terus daftar ini untuk menunjukan kepada kalian bagaimana Grameen Bank melakukan sesuatu dengan jalan berkebalikan.

Apakah ini sungguh merupakan kebijakan sistematis – melakukannya dengan jalan berkebalikan? Tidak. Tetapi demikianlah yang terjadi, sebab tujuan kami berbeda. Saya tidak mengenali hal ini sampai seorang banker senior mengingatkan saya, “Dr. Yunus, Anda mencoba menjungkirbalikkan system perbankan.” Saya langsung menyetujuinya, “ya, karena system perbankan yang sekarang berdiri diatas kepalanya.”

Saya tidak dapat menutup mata terhadap para rentenir tak berperasaan yang berkeliling di desa-desa. Saya meminjamkan uang pertama-tama untuk menggeser peran lintah darat. Kemudian ssaya pergi ke bank local untuk meminta mereka meminjamkan uang kepada orang miskin. Mereka menolak setelah taka da jalan keluar selama berbulan-bulan, saya membujuk mereka dengan memberikan diri saya sebagai penjamin. 

Begitulah kredit mikro lahir pada 1976. Sekarang Grameen Bank meminjamkan kepada 7,5 juta peminjam dan 97 persen perempuan. Merekalah pemilik bank. Sejak berdiri, bank ini telah meminjamkan lebih dari 7 miliar dolar AS di Bangladesh. Di seluruh dunia, 130 juta keluarga miskin telah menerima kredit mikro. Meski demikian bank tidak banyak berubah. Mereka tidak berkeberatan memutihkan (write off) triliunan dolas AS dalam krisis kredit perumahan, tetapi menghindar untuk meminjamkan 100 dolar AS kepada seorang perempuan miskin meski dalam kenyataan, berdasarkan catatan di seluruh dunia, hamper 100 persen pinjaman macam itu dibayar kembali.

Sementara memusatkan perhatian pada kredit mikro, kami melihat kebutuhan untuk intervensi dalam bentuk lain guna membantu penduduk desa secara umum dan orang miskin khususnya. Kami mencoba intervensi dalam sector kesehatan, tekhnologi informasi, energy yang dapat diperbaharui, dan beberapa bidang lain.

Mengingat kami bekerja bersama para perempuan miskin, persoalan kesehatan segera menarik perhatian kami. Kami memperkenalkan asurasi kesehatan. Kami berhasil mengembangkan program pelayanan kesehatan berbasiskan asiransi kesehatan. Tetapi belum mampu memperluas bidang ini karena keterbatasan dokter. 

Para dokter enggan tinggal di desa. (ini telah menjadi persoalan pelik sehingga kami sekarang memutuskan untuk mendirikan perguruan tinggi kesehatan untuk memproduksi dokter). Dalam program ini penduduk desa membayar sekitar 2 dolar AS setahun sebagai premi asuransi kesehatan guna memperoleh pembiayaan kesehatan untuk seluruh keluarga. Secara finansial program ini berkelanjutan. 


LANJUT BACA Bag II

No comments:

Post a Comment

Artikel lainnya

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages